Monday, August 15, 2016

Filsafat dan IPTEK adalah dua hal yang saling berhubungan. Secara historis, kelahiran ilmu pengetahuan berawal dari filsafat, begitu juga sebaliknya filsafat ilmu juga semakin berkembang seiring dengan kemajuan Ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam hal ini, pemikiran manusia juga mengalami perkembangan linear, dahulu masyarakat Yunani kuno mendasari pemikiran mereka dengan mitos, kemudian berkembang menjadi lebih rasional dengan paham teologi mereka, pemikiran inipun terus berkembang sampai melahirkan science dan teknologi yang dapat dirasakan manfaatnya sampai sekarang. Awalnya ilmu pengetahuan dan filsafat ilmu dianggap sebagai sesuatu yang identik, dalam artian ilmu pengetahuan merupakan bagian dari filsafat, sehingga definisi mengenai ilmu juga  bergantung pada sistem filsafat yang dianut pada saat itu. Setelah abad ke-17, sejalan dengan makin berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi maka mulailah terjadi pemisahan antara filsafat ilmu dan IPTEK. Pemisahan ini dapat dianalogikan sebagai sebuah pohon yang terus berkembang, dimana filsafat ilmu berperan sebagai batang induknya dan ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai cabangnya. Cabang ini terus berkembang membentuk ilmu-ilmu baru yang juga melahirkan sub-sub ilmu yang sifatnya lebih khusus. Tiap-tiap cabang lalu memisahkan diri dari batang induknya, yaitu filsafat ilmu yang kemudian berkembang sesuai metodologinya masing-masing. Walaupun cabang-cabang ilmu pengetahuan ini berbeda, akan tetapi mereka tetap berhubungan satu sama lain karena berasal dari satu batang induk yang sama.

1.1    Filsafat Ilmu Dan IPTEK Pada Periode Klasik
Pada periode ini, baik filsafat ilmu dan IPTEK bisa dianggap sebagai sesuatu yang identik atau suatu kesatuan. Belum ada ilmu pengetahuan spesifik yang lahir pada periode ini. Tema yang menjadi perhatian utama filsuf pada periode ini adalah segala kejadian atau perubahan yang ada di alam. Mereka tertarik pada perubahan yang terjadi di alam dan berusaha mencari prinsip atau hakikat dibalik fenomena tersebut. Filsuf yang terkenal pada periode ini misalnya Thales, dia berpendapat bahwa hakikat dari segala sesuatu di dunia ini adalah air. Filsuf lainnya adalah Pythagoras yang terkenal dengan teorema Pythagoras. Ia berpendapat bahwa suatu gejala fisis dikuasai oleh hukum matematis yang dia ambil dari penemuannya terhadap interval-interval utama tangga nada yang dinotasikan dengan perbandingan bilangan. Pythagoras juga menyatakan bahwa jagat raya bukanlah bumi melainkan Hestia (Api).

1.2    Filsafat Ilmu dan IPTEK Pada Periode Abad Pertengahan
Pada abad pertengahan, perkembangan Filsafat ilmu dan IPTEK sangat dipengaruhi oleh doktrin agama karena pada masa itu terdapat dua agama besar, Islam dan Nasrani yang memiliki peranan besar terhadap kehidupan pada masa itu. Pada periode ini terdapat masa skolastik, yaitu masa dimana filsafat dan IPTEK berhenti berkembang karena kebebasan berpikir para filsuf atau pemikir dibatasi oleh pihak gereja. Semua hal diatur berdasarkan doktrin agama yang lebih menitik beratkan pada keyakinan. Apabila para filsuf memiliki pemikiran yang berbeda dengan ketentuan gereja, maka filsuf tersebut akan dianggap sebagai pembangkang dan dijatuhi hukuman berat. Sebagai contoh, pada akhir masa pertengahan Galileo Galilei dijatuhi hukuman mati oleh gereja karena teorinya yang mendukung Copernicus bahwa pusat tata surya adalah matahari. Teori tersebut dianggap tidak sesuai dengan keyakinan gereja yang pada saat itu menganut paham geosentris (bumi sebagai pusat tata surya). Contoh filsuf yang terkenal pada periode ini adalah Agustinus, yang pemikirannya banyak dilatar belakangi ajaran agama Kristen.

1.3    Filsafat Ilmu dan IPTEK Pada Periode Abad Modern
Tidak terdapat penunjuk waktu yang  jelas sebagai pembatas antara abad pertengahan dengan abad modern, tetapi mayoritas menganggap bahwa awal mula perkembangan filsafat dan IPTEK masa modern diawali dengan gerakan Renaissance pada abad XIV. Perkembangan tersebut dimatangkan dengan gerakan Aufklaerung pada abad XVIII ditandai dengan menonjolnya liberasi, emansipasi dan otonomi diri, perkembangan IPTEK, serta munculnya unsur-unsur kebebasan, individualisme, rasionalisme, optimisme, kreatif dan inovatif. Pada masa ini IPTEK mulai memisahkan diri dari filsafat. Ilmu pengetahuan mulai lahir dan berkembang pesat. Para filsuf meletakkan dasar filsosofisnya untuk perkembangan dalam bidang IPTEK, seperti MachiavelliGiordano BrunoFrancis Bacon,Rene DescartesBaruch de SpinozaBlaise Pascal dan Leibniz.

1.4    Filsafat Ilmu dan IPTEK Periode Kontemporer
Pada periode kontemporer, IPTEK berkembang dengan pesat sejalan dengan perkembangan pemikiran manusia dan realitas sosial. Perkembangan sains dan teknologi pada abad ke-20 memberikan dampak yang signifikan pada kehidupan manusia. Pemahaman manusia mengenai alam dan kejadian didalamnya menuju pada level yang lebih tinggi dimana banyak penemuan baru yang berhasil meruntuhkan hukum-hukum sains yang berlaku sebelumnya. Seperti teori fisika klasik Newton yang dimentahkan oleh teori fisika kuantum dan mungkin penemuan akan dimentahkan lagi oleh teori berikutnya mengingat pola pikir manusia yang terus berkembang disertai usahanya yang terus menerus untuk menyingkap hakikat alam semesta ini.

0 comments:

Post a Comment